Dari segi bahasa: ikhlas bermakna bersih daripada kotoran dan menjadikan sesuatu bersih & tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah SWT sahaja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riak dalam beramal.
Dari segi istilah: ikhlas bererti niat mengharap redha Allah SWT sahaja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya daripada segala kotoran yang merosakan.
Peranan Niat dalam Amalan dan Kewajiban Ikhlas di dalamnya
Setiap amalan itu bergantung kepada niatnya sebagaimana sabda nabi saw: “Sesungguhnya setiap amalan itu bergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan balasan (dari amalannya) sesuai dengan niatnya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Akibat tidak Ikhlas
Sebuah hadis nabi saw yang menceritakan keadaan orang yang tidak ikhlas dalam amalannya,(ertinya):
“Sesungguhnya manusia yang pertama dihisab pada hari kiamat nanti adalah seseorang yang mati syahid, di mana dia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu gunakan terhadap nikmat itu? Ia menjawab: Saya berjuang di jalan-Mu sehingga saya mati syahid. Allah SWT berfirman: Kamu dusta, kamu berjuang (dengan niat) agar dikatakan sebagai seorang yang berani, dan hal itu sudah dipenuhi (sudah dipuji manusia). Kemudian Allah SWT memerintahkan untuk menyeret orang tersebut yang akhirnya dia dilemparkan ke An Nar (neraka).
Kedua, seseorang yang belajar dan mengajar serta suka membaca Al-Qur’an, dia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu gunakan terhadap nikmat itu? Ia menjawab: Saya telah belajar dan mengajarkan Al-Qur’an untuk-Mu. Allah SWT berfirman: Kamu dusta, kamu belajar Al Qur’an (dengan niat)agar dikatakan sebagai orang yang alim (pintar), dan kamu membaca Al Qur’an agar dikatan sebagai seorang Qari’ (ahli membaca Al-Qur’an), dan hal itu sudah dipenuhi (sudah dipuji manusia). Kemudian Allah SWT memerintahkan untuk menyeret orang itu yang akhirnya dia dilemparkan ke dalam An Nar.
Ketiga, seseorang yang dilapangkan rezekinya dan dikurnia berbagai macam kekayaan, lalu dia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia pun mengakuinya, kemudian ditanya: Apakah yang kamu gunakan terhadap nikmat itu? Ia menjawab: Tidak pernah aku tinggalkan suatu jalan yang Engkau sukai untuk berinfak kepadanya, kecuali pasti aku akan berinfak karana Engkau. Allah SWT berfirman: Kamu dusta, kamu berbuat itu (dengan niat) agar dikatakan sebagai seorang yang dermawan, dan hal itu sudah dipenuhi (sudah dipuji manusia). Kemudian Allah SWT memerintahkan untuk menyeret orang tersebut yang akhirnya dia dilemparkan ke dalam An Nar.” (HR. Muslim)
Demikianlah ketiga-tiga orang yang beramal dengan amalan mulia tetapi tidak didasari keikhlasan kepada Allah SWT. Allah SWT lemparkan mereka ke dalam An Nar. Semoga kita termasuk orang-orang yang boleh mengambil pelajaran daripada kisah tersebut.
Semoga Allah SWT memaafkan & mengampuni kekurangan-kekurangan ibadah kita yang telah lalu dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang mukhlishin (hamba yang ikhlas). Amin, Ya Rabbal alamin.
Sumber:
Disedit & diubah daripada,
http://www.dakwatuna.com/2008/tiga-ciri-orang-ikhlas/
http://www.assalafy.org/mahad/?p=36
No comments:
Post a Comment